Geogrfi 3 for SMA |
|
BAB III
PEMANFAATAN CITRA PENGINDRAAN JAUH
1. Pengertian Penginderaan JauhPenginderaan jauh/ remote sensing adalah ilmu, seni, dan teknologi untuk memperoleh suatu informasi tentang objek, wilayah dan peristiwa dibumi dengan menggunakan alat tanpa berhubungan langsung dengan objek yang dikaji/ dipelajari ( Lillesand dan Kieffer ). Artinya penginderaan jauh merupakan suatu proses merekam dengan suatu alat yang dinamakan sensor. Data yang terekam oleh sensor dinamakan data penginderaan jauh.2. Komponen Sistem Penginderaan Jauh
Terdapat enam ( 6 ) komponen utama dalam Sistem Penginderaan Jauh, yaitu :
Sumber tenaga utama dalam proses ini adalah sinar matahari, jika proses Inderaja dilaksanakan siang hari (sistem pasif), tetapi apabila pelaksanaannya pada malam hari, maka harus menggunakan sinar buatan (sistem aktif) yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan proses inderaja.
Atmosfer berpengaruh terhadap sumber tenaga karena adanya hamburan dan serapan Atmosferik terhadap cahaya yang melewati atmosfer. Keadaan hamburan atmosfer kadang-kadang dapat menimbulkan kenampakan kabut tipis yang mengurangi kejelasan suatu citra. Daerah panjang gelombang dimana atmosfer mampu meneruskan energi dan dapat ditangkap oleh sensor dinamakan jendela
atmosfer.
Interaksi antara tenaga elektromagnetik dan atmosfer membangkitkan pantulan dan pancaran sinyal yang selektif terhadap panjang gelombang. Interaksi ini merupakan salah satu faktor yang menentukan keadaan citra pada foto, karena ada benda yang berbeda tetapi memiliki kesamaan spektral, sehingga agak sulit dalam membedakannya
Merupakan alat yang merekam gelombang elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh benda dibumi. Alat ini mempunyai keterbatasan kepekaan spektralnya dan terbatas dalam mengindera benda yang ukurannya kecil. Sensor ada dua jenis, yaitu sensor fotografik dan sensor nonfotografik.
Data yang diperoleh dari penginderaan jauh akan memberikan informasi tentang keadaan fisik, kimiawi, biologis dari setiap objek yang diinginkan. Untuk mendapatkan data yang lebih baik, maka sebaiknya pengolahan datanya menggunakan bantuan komputer atau alat mekanik lainnya.
Tingkat keberhasilan dari pemanfaatan penginderaan jauh ini juga tergantung kepada pengguna data. Pengetahuan dan disiplin ilmu yang dimiliki oleh para pengguna data harus sesuai dengan kegiatan inderaja.Karena data yang diinterpretasikan akan berbeda oleh pengguna data yang tidak mengetahui tentang penginderaan jauh.
3. Hasil Penginderaan Jauh
Kegiatan penginderaan jauh ini akan menghasilkan produk yang berupa citra, yaitu gambaran suatu objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau hasil penginderaan jauh yang telah dicetak. Citra ini dikelompokkan menjadi 2, yaitu citra foto dan citra non foto.
a. Citra
foto, dikenal dengan sebutan foto udara, yaitu foto yang dibuat dari
pesawat udara atau satelit dengan kamera sebagai sensor. Hasil citra
foto udara ini bentuknya tergantung pada spectrum elektromagnetik yang
digunakan, sudut pandang kamera, serta jenis kamera yang digunakan
berlensa tunggal atau jamak
b. Citro
non foto, merupakan citra yang dibuat dengan menggunakan sensor bukan
kamera, dan menggunakan bagian spectrum elektromagnetik. Citra non foto terdiri dari tiga jenis, yaitu :
- Citra
microwave dan citra radar, menggunakan bagian spectrum gelombang
pendek, antara lain scanner dan radiometer sebagai sensor. Citra ini
menyajikan gambaran bentang muka bumi dengan kenampakan sangat jelas
- Citra infra merah termal, dibuat dengan spectrum infra merah termal, seperti radiometer sebagai sensornya
- Citra
satelit, dibuat dari satelit yang mengorbit bumi, contohnya adalah
Citra Landsat ( 900 km dari muka bumi ), Citra Tiros ( untuk cuaca,
berada pada ketinggian 250 km )
- Citra skylab ( laboratorium angkasa ), berada pada ketinggian 425 km.
- Citra satelit yang lain seperti Soyuz, Apollo, dan Gemini.
Perbedaan antara citra foto dengan citra nonfoto adalah sebagai berikut
a. Citra foto
- Spektrum elektromagnetik
Spektrum yang digunakan adalah spektrum ultra violet ( menggunakan sinar ultra violet ), ortokromatik ( menggunakan spektrum warna biru sampai hijau ), pankromatik ( menggunakan spektrum warna merah sampai ungu, dan inframerah asli ( spektrum saluran merah dan hijau )
- Arah sumbu kamera
Terdapat foto tegak dan condong ( miring )
- Sudut liputan kamera
Terdapat beberapa jenis berdasarkan sudut liputan kameranya, yaitu sudut kecil, normal, lebar dan sangat lebar.
- Jenis kamera
Berdasarkan jenis kameranya terdapat dua jenis, yaitu foto tunggal dan foto jamak
( menggunakan beberapa kamera ).
- Warna yang digunakan
Berdasarkan warna yang digunakan terdapat 3 citro foto, yaitu foto berwarna
asli, foto berwarna tidak asli, dan foto hitam putih.
- Sistem wahana
Berdasarka tempat/ wahana yang digunakan ada 2 jenis citra foto yaitu foto udara
dan foto satelit
b. Citra Non foto
- Spektrum elektromagnetik
Terdapat 2 jenis yaitu citra inframerah termal (menggunakan inframerah termal
yang didasarkan pada beda suhu objek dan daya pancarnya yang terlihat pada
rona pada citra ) dan citra radar ( dengan menggunakan spektrum gelombang
mikro )
- Sensor
Terdapat 2 jenis, yaitu citra tunggal dan citra multispektral.
- Wahana
Terdapat citra dirgantara ( diatmosfer bumi ) dan citra satelit ( dibuat dari luar
angkasa ).
Bentuk
fisik citra atau foto udara adalah persegi dengan ukuran standar 23 cm x
23 cm. Informasi tepi pada setiap lembar foto udara adalah :
- tanda fiducial - fokus kamera
- titik prinsipal - altimeter
- waterpass - informasi lembaga
- jam terbang - nomor foto udara
4. Interpretasi Citra
Interpretasi
citra adalah penafsiran terhadap citra agar diperoleh data yang
benar-benar sesuai dengan kenyataan yang ada. Ada dua hal penting yang
perlu diperhatikan dalam interpretasi citra tersebut, yakni :
Untuk mengenal citra dalam interpretasi foto udara digunakan alat-alat sebagai berikut :
1. Alat
pengamatan, yaitu alat yang digunakan oleh pembaca untuk mengamati
citra sehingga dapat mengenali objek-objek yang tergambar pada citra.
Ada dua jenis, yairu stereoskop yang dapat memberikan gambaran tiga
dimensi dan non stereoskop yang berupa kaca pembesar serta meja sinar.
2. Alat pemindah detail dari foto udara kedalam peta ( kertas gambar ) yang dinamakan pantograf
3. Alat pengukuran untuk luas ( planimeter ), dan alat pengukur ketinggian ( parallax meter / stereometer ).
b. Unsur-unsur interpretasi citra
Hasil penginderaan jauh yang berupa foto udara, foto satelit atau data lain disebut citra, yang merupakan hasil rekaman keadaan permukaan bumi yang tidak terjangkau oleh pandangan mata manusia. Oleh karena itu apa yang terekam didalamnya perlu diterjemahkan melalui interpretasi citra, sehingga diperoleh data geografi yang ada dipermukaan bumi. Untuk mengenal objek-objek geografi yang tergambar dalam citra diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Deteksi
Merupakan pengamatan adanya suatu objek, misalnya pada gambar terdapat sebuah aliran sungai yang didalamnya terdapat objek yang bukan air, seperti kapal, rakit dan lain sebagainya
2. Identifikasi
Merupakan upaya mencirikan objek yang telah terdeteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup, misalnya melalui bentuk, ukuran, dan letak objek tersebut.
3. Analisis
Merupakan tahap penilaian atas pentingnya objek yang telah dikenali.
Benda-benda yang tergambar pada citra dapat dikenal karena ada tiga ciri utama yaitu :
1. Ciri spectral
Merupakan ciri yang dihasilkan dari interaksi antara energi elektromagnetik dengan benda yang dinyatakan dengan rona dan warna.
- Citra sensor visible, merupakan citra tampak yang diperoleh pada siang hari pada saat ada cahaya matahari, merupakan kenampakan rekaman dari radiasi pantul objek sasaran
- Citra sensor infra merah, berdasarkan perekaman data temperatur mutlak yang Dapat diperoleh pada siang maupun malam hari. Baik citra visible maupun citra infra merah menghasilkan rekaman berwarna hitam putih.
- Citra hitam putih visible, menunjukkan radiasi pantul dari objek sasaran, semakin cerah berarti radiasi pantulnya semakin besar dan kuat, sebaliknya semakin gelap berarti radiasi pentulnya lemah.
- Citra infra merah hitam putih, menunjukkan temperatur objek, semakin cerah berarti suhu objek semakin tinggi dan sebaliknya.
2. Ciri spasial
Merupakan ciri yang berkaitan dengan ruang, meliputi :
- Rona dan warna
Adalah tingkat kegelapan atau kecerahan dari suatu objek pada citra. Dengan
mata biasa rona dapat dibedakan menjadi lima tingkatan , yaitu putih, kelabu putih, kelabu, kelabu hitam dan hitam. Sedangkan warna adalah wujud tampak oleh mata dengan menggunakan spectrum lebih sempit daripada spektrum tampak.
- Ukuran
Hal-hal yang dapat diukur dalam interpretasi adalah jarak, luas, tinggi, dan volume, dengan selalu menggunakan skala yang tertera pada citra.
- Bentuk
Bentuk merupakan konfigurasi atau kerangka suatu objek, sehingga memudahkan dalam pengenalan objek pada citra.Contoh gedung sekolah berbentuk L, U atau I, gunung berapi berbentuk kerucut dan lain sebagainya.
- Tekstur
Adalah frekuensi perubahan rona pada citra,dinyatakan dengan kasar, sedang dan halus. Contoh hutan bertekstur kasar sedangkan padi bertekstur halus .
- Pola
Merupakan hubungan susunan keruangan suatu objek. Ada yang terbentuk
secara alami dan ada pula yang merupakan buatan manusia. Contoh pola aliran
sungai dan pola perkebunan kelapa sawit yang berpola tidak teratur dan teratur.
- Bayangan
Dalam pemotretan melalui udara, kadang-kadang tidak seluruh objek yang
dipotret Tampak karena terlindung oleh bayangan yang bahkan tidak tampak
sama sekali karena objek berada didalam bayangan.
- Situs
Situs atau lokasi objek adalah tempat kedudukan atau letak suatu objek yang
dipotret dalam hubungannya dengan objek yang lain yang terdapat dalam lokasi yang sama.
- Asosiasi
Diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lain ,
contoh stasiun kereta api berasosiasi dengan rel kereta api yang jumlahnya lebih dari satu jalur.
- Konvergensi bukti
Adalah penggunaan beberapa unsur interpretasi citra sehingga ruang lingkupnya menjadi semakin menyempit kasatu arah. Contoh tumbuhan dengan bertajuk bintang merupakan jenis tanaman palam, tetapi setelah melalui unsur-unsur yang lain ternyata tumbuhan tersebut adalah sagu.
3. Ciri temporal, merupakan ciri yang bertalian dengan waktu atau pada saat perekaman dan umur benda.
- waktu : air pada citra foto akan tampak gelap pada musim kemarau, tetapi cerah pada musim penghujan. Bentang persawahan yang baru tanam &n
|
Selamat Datang di Blog saya, semoga mendapatkan yang anda inginkan dan tentunya bermamfaat buat anda.... dan jangan lupa berikan tanda +1 bila anda menyukai blog saya....terima kasih.
Friday, February 17, 2012
Geografi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment