GustiNobel :
Evaluasi Keefektifan
Model Pembelajaran Konstruktivis dalam Pencapaian Hasil Belajar Pengantar
Akuntansi pada Bidang Tata Niaga Politeknik Negeri Bali
oleh
I Ketut Suandi
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan profil pengetahuan awal
mahasiswa dalam pembelajaran Akuntansi, (2) mendeskripsikan perbedaan hasil
belajar mahasiswa antara yang mengikuti model pembelajaran konstruktivis dan
model pembelajaran konvensional, (3) menjelaskan perbedaan hasil belajar antara
mahasiswa yang memiliki pengetahuan awal tinggi dan mahasiswa yang memiliki
pengetahuan awal rendah, dan (4) menganalisis pengaruh interaktif antara model
pembelajaran dengan pengetahuan awal terhadap hasil belajar Pengantar Akuntansi. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan penelitian
kuasi eksperimen pada mahasiswa semester I di Jurusan Akuntansi dan Administrasi
Niaga pada tahun ajaran 2005/2006. Eksperimen menggunakan pengukuran dua faktor
dengan versi faktorial nonequivalent
pretest-postest control group design. Penelitian ini melibatkan beberapa
variabel, yaitu: hasil belajar, model pembelajaran, dan pengetahuan awal.
Sampel penelitian ini adalah mahasiswa semester I pada Jurusan Administrasi Niaga
dan Akuntansi. Total sampel sebanyak 168 orang mahasiswa. Pada masing-masing
perlakuan ditetapkan 24 subjek sebagai unit analisis, sehingga unit analisis
keseluruhan adalah 96 subjek. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan
hasil-hasil penelitian sebagai berikut: (1) Profil pengetahuan awal mahasiswa
bervariasi pada semua tahapan siklus Akuntansi (pencatatan hingga pembalikan).
(2) Terdapat perbedaan hasil belajar Akuntansi yang signifikan antara mahasiswa
yang belajar dengan model konstruktivis dan konvensional (F=7,169; p<0,05).
Hasil belajar kelompok mahasiswa yang menggunakan model pembelajaran
konstruktivis lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang
menggunakan model pembelajaran konvensional. (3) Terdapat perbedaan hasil
belajar Akuntansi yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki pengetahuan
awal tinggi dan rendah (F=7,440; p<0,05). Hasil belajar kelompok mahasiswa
yang memiliki pengetahuan awal tinggi, lebih tinggi dari kelompok mahasiswa
yang memiliki pengetahuan awal rendah. (4) Terdapat pengaruh interaktif antara model
pembelajaran dan pengetahuan awal terhadap hasil belajar Akuntansi (F=9,989;
p<0,05). Model pembelajaran konstruktivis berinteraksi dengan pengetahuan
awal tinggi, sedangkan model pembelajaran konvensional berinteraksi dengan
pengetahuan awal rendah. Konsekuensi logis dari hasil penelitian ini, model
pembelajaran konstruktivis tepat diacu sebagai alternatif pembelajaran Akuntansi
khususnya dalam meningkatkan hasil belajar.
Kata kunci :
konstruktivis, pengetahuan awal, teacher
centered.
ABSTRACT
The purposes of this study are: (1) to describe the profile of
students’ prior knowledges in an accounting leaning (2) to describe the
difference of the students’ achievements between the students following
constructivist learning and conventional learning models, (3) to explain the
difference of the students’ achievement
between the students have high prior knowledge and low prior knowledge, and (4)
to analyze the interaction effect between learning model and prior knowledge to
the learning achievement of accounting introduction. To achieve those research
objectives, quasi experiment was conducted in the first semester at accounting
and business administration department. in the academic year 2005/2006. The
experiment used two-factor measurement with a factorial version of
nonequivalent pretest-postest control group design. This research involved
several variables, namely: students’ achievement, learning model, and prior
knowledge. The samples for this research are first semester students at
business administration and accounting department. The total samples are 168
students. For each treatment decided 24 subjects as analysis unit, therefore
total analysis unit are 96 subjects. Base on the analysis, the results of the
study are as follows. (1) The profile of students’ prior knowledges are varied
in all accounting circle steps (starting from recording up to reversing). (2) There
is a significant deference of the students’ achievements between the students
following constructivist learning and conventional learning models (F=7,169;
p<0,05). The accounting learning achievement of students group who followed
the constructivist learning model is higher than those who followed
conventional learning model. (3) There is a significant difference of the
students’ achievements between the students have high prior knowledge and low
prior knowledge (F=7,440; p<0,05). The accounting achievement of students
group having high prior knowledge got higher than those students having low
prior knowledge. (4) There is a significant interaction effect between learning
model and prior knowledge in achieving students’ achievement (F=9,989;
p<0,05). Constructivist learning model interacted with high prior knowledge,
while conventional learning model interacted with low prior knowledge. Logical
consequences of this research is suggested, that the constructivist learning
model is appropriate to be referred as accounting teaching alternative
especially in improving the students’ achievement.
Key
words : constructivist, prior knowledge,
teacher centered
1. Pendahuluan
Pengemasan pembelajaran yang
diterapkan selama ini belum sepenuhnya mengarah kepada kemampuan memecahkan
masalah baru secara inovatif, pola perilaku yang unik dan divergen, dan
kemampuan kerjasama yang bersinergi dengan sesamanya. Kemasan pembelajaran menitik beratkan pada
tuntutan kemampuan hafalan dengan pola pengajaran bernuansa kompetitif. Bagi
mahasiswa yang kurang mampu, suasana kompetitif sangat mengurangi motivasi
belajarnya dan senantiasa menjadi siksaan psikologis mereka (Slavin, 1995).
Oleh sebab itu para pendidik hendaknya menciptakan suasana kelas yang penuh
toleransi dengan rancangan pembelajaran yang kolaboratif. Salah satu kemasan
pembelajaran yang memiliki aspek kolaborasi adalah kemasan pembelajaran kooperatif
(Slavin, 1995). Pendekatan konstruktivistik dalam pembelajaran kooperatif
bertolak dari suatu asumsi bahwa siswa akan lebih mudah mengkonstruksi
pengetahuannya dan lebih mudah menemukan dan memahami pemecahan kompleks
(Slavin, 1995). Santyasa (2001) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat
menyediakan peluang bagi mahasiswa untuk merubah miskonsepsi dan meningkatkan
hasil belajar Fisika.
Berdasarkan hal tersebut, maka
salah satu strategi yang dapat ditempuh guna memperbaiki proses pembelajaran Akuntansi
adalah dengan melakukan redesain pembelajaran dari model pembelajaran
konvensional menuju desain sesuai dengan pandangan konstruktivistik. Menurut
Bettencourt (dalam Suparno, 1997:20), dalam model pembelajaran konstruktivis,
pengetahuan tidak diterima secara pasif, tetapi dibangun secara aktif oleh learner.
Ide-ide dan pikiran-pikiran tidak dapat dipaket ke dalam kata-kata, lalu di
transfer kepada orang lain. Pengajar tidak dapat menaruh ide yang dimilikinya
ke dalam kepala pebelajar. Leaner itu sendirilah yang membangun makna
terhadap masukan sensori yang diterima dalam lingkungannya sesuai dengan prior
knowledge yang dimiliki leaners. Beberapa penelitian telah dilakukan
terkait dengan implementasi model konstruktivis dalam pembelajaran. Sadia
(1996) melakukan studi dengan menerapkan model belajar konstruktivis dalam
pembelajaran konsep Energi, Usaha dan Suhu. Temuan penelitian ini menunjukkan
bahwa model belajar konstruktivis memiliki keunggulan komparatif terhadap model
belajar konvensional.
Sehubungan dengan pembelajaran
dengan menggunakan setting
pembelajaran kooperatif-group
investigation, Santyasa (2004) melakukan studi mengenai pengaruh model dan setting pembelajaran terhadap remediasi
miskonsepsi, pemahaman konsep, dan hasil belajar. Temuan penelitian ini
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan seting pembelajaran
kooperatif (group investigation)
lebih efektif daripada penggunaan setting
pembelajaran MURDER dan STAD dalam pencapaian hasil belajar siswa Desain pembelajaran menurut pandangan
konstruktivistik sangat memperhatikan prior
knowledge yang ada pada diri mahasiswa. Prior
knowledge menjadi perhatian dan pertimbangan para praktisi dan teoretisi
pembelajaran dalam merancang dan mengimplementasikan pembelajaran untuk
pemahaman. Ausubel (1978) menyatakan bahwa faktor terpenting yang mempengaruhi
belajar, adalah apa yang telah diketahui siswa. Brook & Brook (1993)
mengatakan bahwa manusia mencoba mengerti dunianya dengan mensintesis
pengalaman baru ke dalam pengetahuan yang telah dipahami sebelumnya. Activating prior knowledge is like preparing
the soil before sowing the seeds of knowledge (Cummins, J. 1995). Dengan
demikian, model pembelajaran konstruktivis dipilih sebagai suatu studi
eksperimental dalam upaya peningkatan hasil belajar dengan mempertimbangkan pengetahuan
awal. Model pembelajaran ini diharapkan mampu memfasilitasi mahasiswa untuk
mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuannya dalam pembelajaran Akuntansi.
Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan
profil pengetahuan awal sehubungan dengan konsep-konsep dalam pembelajaran Akuntansi,
(2) mendeskripsikan perbedaan hasil belajar antara mahasiswa yang
mengikuti model pembelajaran
konstruktivis dan konvensional, (3) menjelaskan perbedaan hasil belajar antara
mahasiswa yang memiliki pengetahuan awal tinggi dan rendah, dan (4) menganalisis
pengaruh interaktif antara model pembelajaran dengan pengetahuan awal terhadap
hasil belajar Akuntansi.
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Hasil pengembangan perangkat pembelajaran
Akuntansi bermuatan model pembelajaran konstruktivis dapat memberikan manfaat
besar sebagai perangkat pembelajaran yang mampu memfasilitasi mahasiswa
mengkonstruksi pemahaman secara utuh. (2)
Pengetahuan awal yang teridentifikasi pada diri mahasiswa bermanfaat bagi
praktisi pendidikan guna menyiapkan model pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar mahasiswa ke arah yang lebih baik. (3) Pembelajaran ini menyediakan peluang kepada
mahasiswa untuk melakukan perubahan dan penilaian terhadap kebiasaan
belajarnya. (4) Memberikan landasan teoretik pemecahan persoalan belajar di
bidang Akuntansi dan landasan teoretik pentingnya pembelajaran aspek sosial
dalam pengajaran Akuntansi. Menggugah para praktisi dan teoretisi pembelajaran Akuntansi
untuk lebih memahami pentingnya pergeseran paradigma dari teacher centered menuju students
centered.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah jenis eksperimen
kuasi versi faktorial 2×2 dengan model nonequivalence
pretest-posttest control group design. Variabel-variabel dalam penelitian
ini adalah model pembelajaran, prior
knowledge, dan hasil belajar Akuntansi. Populasi penelitian adalah 224
mahasiswa semester I tahun akademik 2005/2006 pada bidang Tata Niaga Politeknik
Negeri Bali. Berdasarkan teknik cluster
random sampling, terpilih enam kelas sebagai sampel penelitian yang
dikelompokan menjadi tiga kelas kelompok kontrol dan tiga kelas kelompok
eksperimen. Penentuan kelompok mahasiswa yang memiliki prior knowledge tinggi dan rendah ditetapkan 27% kelompok atas dan
27% kelompok bawah dari skor prates yang telah diranking. Instrumen yang
dikembangkan dalam penelitian ini antara lain: rencana pembelajaran, job sheet, lembaran pengamatan, dan tes
hasil belajar Akuntansi. Rencana pembelajaran dan job sheet didesain untuk
kelas kontrol dan eksperimen. Lembaran pengamatan digunakan untuk merekam
interaksi mahasiswa selama pembelajaran berlangsung. Tes hasil belajar dikonstruksi
dalam bentuk uraian (essay examination)
terbuka. Tes terdiri dari 7 butir, memiliki skor minimal ideal 0 dan skor
maksimal ideal 193.
Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis
varian faktorial 2×2. Pada masing-masing sel perlakuan ditetapkan 24 subjek
sebagai unit analisis. Data mahasiswa yang menggunakan model pembelajaran
konstruktivis dan konvensional masing-masing unit analisisnya 48, dan data dari
subjek yang termasuk tingkat pengetahuan awal tinggi dan rendah, masing-masing
unit analisisnya 48. Analisis statistik inferensial menggunakan bantuan program
komputer SPSS 10.0 for windows dengan
keputusan hasil analisis ditetapkan pada taraf signifikansi 5%.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1 Hasil Penelitian
Profil pengetahuan awal mahasiswa sehubungan dengan
konsep-konsep dalam pembelajaran Akuntansi dijelaskan dalam beberapa tahapan,
yaitu: recording, classifying,
summarizing, reporting, clossing, dan reversing.
Tipe-tipe miskonsepsi antara lain (1) semua transaksi dapat dicatat dengan
jurnal umum, (2) saldo awal tidak perlu diperhitungkan dalam penentuan saldo
akhir, (3) penyajian akun fix asstes dalam
nilai netto, (4) prepaid expenses
sebagai beban, (5) menutup akun permanen dan akun nominal, dan (6) membalik
semua ajustment. Miskonsepsi
mahasiswa pada kelompok eksperimen berkurang dari 49% menjadi 13%, sedangkan
pada kelompok kontrol berkurang dari 47% menjadi 25%.
Nilai rerata skor awal mahasiswa dari hasil prates pada
semua unit analisis (n=24) berada pada rentangan skor 77,4-116,0, dengan
kategori “cukup”, kecuali kelompok konvensional-pengetahuan awal tinggi yang berada
pada rentangan skor 116,1-154,7, dengan kategori “tinggi”. Dilihat dari
perbandingan hasil belajar kelompok model (n=48), tampak bahwa baik kelompok
konstruktivis maupun kelompok konvensional berada pada rentangan skor
77,4-116,0, dengan kategori “cukup”. Perhitungan hasil belajar dari kelompok
pengetahuan awal, tampak bahwa baik kelompok pengetahuan awal tinggi maupun
kelompok pengetahuan awal rendah, semua nilai rata-rata pratesnya berada pada
rentangan skor 77,4-116,0, dengan kategori “cukup”.
Nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa dari hasil
pascates pada setiap unit analisis (n=24) berada pada rentangan skor
154,8-193,0, dengan kategori “sangat tinggi”. Nilai rata-rata hasil belajar,
baik pada kelompok pengetahuan awal tinggi maupun pada kelompok pengetahuan
awal rendah berada pada rentangan skor 154,8-193,0, dengan kategori “sangat
tinggi”. Walaupun berada pada kategori yang sama, nilai rerata hasil belajar
kelompok pengetahuan awal tinggi lebih tinggi dari kelompok pengetahuan awal
rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa secara deskriptif pencapaian hasil
belajar kelompok pengetahuan awal tinggi relatif lebih tinggi jika dibandingkan
dengan kelompok pengetahuan awal rendah.
3.2 Pengujian Hipotesis
Sebelum melakukan analisis varian, terlebih dahulu
dilakukan uji asumsi tentang normalitas dan homogenitas. Berdasarkan hasil
analisis, terungkap bahwa nilai-nilai statistik Kolmogorov-Smirnov dan Levene
menunjukkan angka signifikansi lebih besar dari 0,05. Jadi, data penelitian
berdistribusi normal dan homogen. Ringkasan hasil uji tersebut disajikan pada
Tabel 01 di bawah ini.
Tabel 01. Ringkasan Hasil Analisis ANAVA Faktorial 2×2
Source
|
Type III Sum of Square
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
Corrected Model
|
3646,375
|
3
|
1215,458
|
8,169
|
,000
|
Intercept
|
2648697,042
|
1
|
2648697,042
|
17801,705
|
,000
|
PA
|
1107,042
|
1
|
1107,042
|
7,440
|
,008
|
MODEL
|
1066,667
|
1
|
1066,667
|
7,169
|
,009
|
PA * MODEL
|
1472,667
|
1
|
1472,667
|
9,898
|
,002
|
Error
|
92
|
148,789
|
|
|
|
Total
|
2666032,000
|
96
|
|
|
|
Corrected Total
|
17334,958
|
95
|
|
|
|
Berdasarkan tabel 01, dapat dirangkum sebagai berikut.
(1) pengetahuan awal berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar Akuntansi
(F=7,440; p<0,05). (2) Model pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap
hasil belajar Akuntansi (F=7,169; p<0,05). (3) Terdapat interaksi antara
pengetahuan awal dengan model pembelajaran dalam pencapaian hasil belajar Akuntansi
(F=9,898; p<0,05).
3.3 Pembahasan
Penelitian ini mengungkap bahwa
ternyata mahasiswa telah memiliki gagasan-gagasan yang cukup kompleks sebelum
mengikuti pembelajaran. Gagasan tersebut kebanyakan masih berlabel miskonsepsi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya (Dochy,
1996; Duit, 1996). Pembelajaran yang berorientasi pada miskonsepsi akan
meningkatkan hasil belajar (Dochy, 1996; Duit, 1996). Pengetahuan awal
mahasiswa sangat bervariasi dan telah memiliki struktur kognitif yang diperoleh
dari peristiwa-peristiwa yang dibangun dari pengalaman sebelumnya. Hal ini
sejalan dengan pendapat Piaget (1988:60) yang menyatakan bahwa pembentukan
pengetahuan menurut model konstruktivisme memandang subjek aktif menciptakan
struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan. Interaksi
kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut disusun melalui struktur
kognitif yang diciptakan oleh subjek itu sendiri. Hal senada juga diungkapkan
oleh Cobb (1994:15) bahwa setiap organisme menyusun pengalamannya dengan jalan
menciptakan struktur mental dan menerapkannya dalam pembelajaran.
Model pembelajaran konstruktivis dengan
model pembelajaran konvensional berbeda secara signifikan dalam pencapaian
hasil belajar (F=7,189; p<0,05). Hasil belajar mahasiswa yang difasilitasi
dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivis lebih tinggi daripada
mahasiswa yang difasilitasi dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Hasil belajar mahasiswa pada kedua kelompok berkategori “sangat tinggi”. Hasil
penelitian ini konsisten dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Santyasa (2004), yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
model Group Investigation dapat
meningkatkan hasil belajar.
Tingkat pengetahuan awal tinggi dengan
tingkat pengetahuan awal rendah berbeda secara signifikan dalam pencapaian
hasil belajar (F=7,440; p<0,05). Kelompok mahasiswa yang memiliki tingkat
pengetahuan awal tinggi mencapai hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan
dengan tingkat pengetahuan awal rendah. Pembelajaran yang berorietansi pada
pengetahuan awal akan memberikan dampak pada proses dan perolehan belajar yang
memadai (Ardhana, et al., 2003; Santyasa,
et al, 2001). Dari sudut pandang
konstruktivisme, pengetahuan awal merupakan spring
board dan berfungsi sebagai entry
level dalam perolehan belajar. Hasil-hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil-hasil penelitian sebelumnya. Dochy (1996) menyimpulkan bahwa pengetahuan
awal berkontribusi signifikan terhadap skor-skor pascates. Menurut Dochy
(1996), pembelajaran yang menggunakan pengetahuan awal sebagai starting point menunjukkan bahwa varians
hasil belajar dapat dijelaskan oleh varians pengetahuan awal sebesar 42%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
antara tingkat pengetahuan awal dan model pembelajaran berinteraksi secara
signifikan (F=9,898; p<0,05). Model pembelajaran konstruktivis berinteraksi
dengan kelompok mahasiswa yang memiliki pengetahuan awal tinggi. Hasil
penelitian ini nampaknya sesuai dengan harapan secara teoretik. Secara
konseptual, keterkaitan dan kesesuaian
di antara model pembelajaran dan tingkat pengetahuan awal yang
diimplementasikan dalam penelitian ini diduga menghasilkan interaksi. Terdapatnya
perbedaan hasil belajar disebabkan karena, pada kelompok mahasiswa yang memiliki
pengetahuan awal tinggi dan mengikuti pembelajaran dengan model konstruktivis
terjadi proses meaningful learning.
Sedangkan pada kelompok mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran konvensional terjadi proses belajar dengan pola transfer secara
utuh, sehingga pemahaman konsep secara utuh akan lebih lambat terjadi (NCSS,
2003).
Bagi mahasiswa yang memiliki pengetahuan awal rendah
akan lebih lambat terjadinya proses meaningful
learning, Apabila kelompok mahasiswa ini mengikuti pembelajaran dengan
model pembelajaran konstruktivis dan model pembelajaran konvensional, maka
hasil belajarnya akan berbeda. Perbedaan hasil belajar Akuntansi antara kedua
kelompok mahasiswa tersebut disebabkan karena pada kelompok mahasiswa yang
mengikuti model pembelajaran konvensional dan memiliki pengetahuan awal rendah
terjadi pemahaman yang utuh melalui akomodasi konsep, yaitu dari konsep yang
bersifat formal menuju ke konsep yang bersifat konkret. Sebaliknya mahasiswa
yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konstruktivis dan
memiliki pengetahuan awal rendah tetap terjadi proses hafalan (rote learning).
4. Penutup
Sebelum pembelajaran, para mahasiswa
telah memiliki konsepsi tentang pembelajaran Akuntansi. Namun, konsepsi
tersebut kebanyakan masih berlabel miskonsepsi yang cenderung resisten. Profil
pengetahuan awal yang ada pada diri mahasiswa berkaitan dengan konsep-konsep
dalam pembelajaran Akuntansi cukup bervariasi dan terjadi pada semua tahapan
pada siklus akuntansi.
Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara
kelompok mahasiswa yang menggunakan model pembelajaran konstruktivis dengan
kelompok mahasiswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil
belajar kelompok mahasiswa yang menggunakan model pembelajaran konstruktivis
lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang menggunakan model
pembelajaran konvensional.
Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara
kelompok mahasiswa yang memiliki pengetahuan awal tinggi dengan kelompok
mahasiswa yang memiliki pengetahuan awal rendah. Hasil belajar kelompok
mahasiswa yang memiliki pengetahuan awal tinggi, lebih tinggi dari kelompok
mahasiswa yang memiliki pengetahuan awal rendah.
Terdapat pengaruh interaktif antara model pembelajaran
dan pengetahuan awal mahasiswa dalam pencapaian hasil belajar. Model
pembelajaran konstruktivis berinteraksi dengan kelompok mahasiswa yang memiliki
pengetahuan awal tinggi. Hasil belajar kelompok mahasiswa yang memiliki
pengetahuan awal rendah lebih baik diberikan model pembelajaran
konvensional dibandingkan dengan model
pembelajaran konstruktivis.
Rekomendasi yang dapat diusulkan dari hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut. (1) Model pembelajaran konstruktivis yang
diimplementasikan dalam penelitian ini hanya terbatas pada satu model, yaitu cooperative-group investigation. Untuk
penelitian sejenis lebih lanjut, sangat memungkinkan untuk menerapkan model
belajar kooperatif yang lain, seperti MURDER, STAD, dan lain-lain. (2) Penelitian
ini hanya terbatas pada cakupan materi siklus Akuntansi perusahaan dagang
dengan media pencatatan jurnal khusus. Untuk penelitian lebih lanjut, sangat
memungkinkan untuk melakukan pengujian ulang pada cakupan materi yang lebih
luas. (3) Penelitian ini hanya mempertimbangkan faktor pengetahuan awal dan sebaiknya
melibatkan faktor psikologis lainnya seperti motivasi belajar, minat,
lingkungan belajar, keadaan sosial-ekonomi, dan intelegensi.
DAFTAR PUSTAKA
Ardhana,
W., Kaluge, L., & Purwanto. 2003. Pembelajaran inovatif untuk pemahaman
dalam belajar matematika dan sains di SD, SLTP, dan di SMU. Laporan Penelitian. Penelitian Hibah
Pasca Angkatan I tahun I. Direktorat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat.
Ditjen Dikti. Depdiknas.
Ausubel,
D.P. 1978. Educational Phychology: A
cognitive view. New York:
Holt, Rinehart and Winstone.
Bell,
B. F. 1993. Children's Science,
Constructivism and Learning in Science. Victoria. Australia:
Deakin University.
Beyer.
1991. Critical Issue: Building on Prior Knowledge and Meaningful Student
Contexts/Cultures. http://www/ncrel.org,
Brooks,
J.G., & Brooks, M.G. 1993. In Search
of understanding: The Case for constructivist classrooms. Virginia: Association for Supervision and
Curriculum Development.
Cobb.
P. 1994. Where is the Mind Constructivist and Sosiocultural Perspektive on
Mathematical Development. Education
Research. Vol 23 No.7 pp 1320.
Cummins, J. 1995. Teaching
Strategies (Activating Prior Knowledge). http://www.ncrel.org
Dochy,
F.J.R.C. 1996. Prior Knowledge and learning. Dalam Corte, E.D., & Weinert,
F. (eds): International Encyclopedia of
Developmental and Instructional Psychology. 456-467. New York:Pergamon.
Kerlinger,
F. N. (terjemahan Landung R.Simatupang). 2002. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah
Mada University
Press.
Lie.,
Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Mehrens,
W. A. & Lehmann, I. J. 1984. Measurement and evaluation in education and
psychology, New York:
Cambridge University Press.
National
Council for the Social Studies. 2003.
Guidelines for teaching about Science Technology Society in Social Studies:
Education for Citizenship in the 21st
Century. http://www.uow.edu.au/ sts/ncss/pubs/00mvt/html.
Piaget.
1988. Antara Tindakan dan Pikiran.
Terjemahan Agus Cremers. Jakarta:
Gramedia.
Sadia,
I W. 1996. “Pengembangan Model Belajar Konstruktivis Dalam Pembelajaran IPA di
SMP. (Suatu Studi Eksperimental Dalam Pembelajaran Konsep Energi Usaha dan Suhu
di SMPN 1 Singaraja)”. Disertasi
(tidak diterbitkan). IKIP Bandung.
Sadia,
I W., Subratha, I N., Wirta, I M., Suma, I K., & Suastra, I W. 1996. “Pengaruh
Prior Knowledge dan Strategi Conceptual Change Dalam
Pembelajaran IPA di SMP”. Laporan
Penelitian Basic Science.
Santyasa,
I W. 2004. “Pengaruh Model Dan Setting Pembelajaran Terhadap Remediasi Miskonsepsi, Pemahaman Konsep, dan Hasil
Belajar”. Disertasi (tidak
diterbitkan). Universitas Negeri Malang.
Program Pasca Sarjana. Studi Teknologi Pendidikan.
Santyasa,
I W., Wirta, I M., Sudiatmika, A.A.R. 2001. “Pengembangan Model Belajar
Kooperatif Bermodul Sebagai Upaya Mengubah Miskonsepsi dan Meningkatkan Hasil
Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA di LPTK”. Laporan penelitian Domestic Collaborative Research Grant 2000. P3M
STKIP Singaraja.
Slavin,
R. E. 1995. Cooperative Learning. Boston: Allyn dan Bacon.
Suparno,
P. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
No comments:
Post a Comment