BAB I
PRINSIP-PRINSIP DAN KETERAMPILAN DASAR PETA
I. Peta Berdasarkan Hasil Pengukuran Jarak dan Arah dengan Menggunakan Alat Bantu Meteran dan Kompas
A. Pengertian, Fungsi, dan Macam-macam Peta
- Pengertian Peta
Beberapa ahli perpetaan memberikan pengertian dan batasan mengenai peta, antara lain :
a. Menurut ICA ( International Cartographic Association )
Peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa. Pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil dengan skala tertentu.
b. Menurut Erwin Raisz
Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sebagai ketampakan jika dilihat dari atas dengan ditambah tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal.
c. Menurut R.M. Soetardjo Soerjosoemarno
Peta adalah suatu lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan perbandingan ukuran yang disebut skala atau kedar.
Dari beberapa pengertian tersebut, ada persamaan mengenai batasan peta, yaitu :
Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil dalam skala tertentu dan digambarkan diatas bidang datar melalui sistem proyeksi. Ilmu yang mempelajari masalah perpetaan dinamakan kartografi, sedangkan orang yang ahli membuat peta dinamakan kartograf.
- Fungsi dan Tujuan pembuatan Peta
Fungsi dan tujuan dibuatnya suatu peta adalah :
a. menunjukkan arah, posisi dan lokasi suatu daerah
b. memperlihatkan ukuran, baik jarak, tinggi maupun luas suatu wilayah
c. menggambarkan kondisi fisiografis suatu wilayah misalnya bentuk-bentuk permuka an bumi, seperti pulau, benua, gunung dan lain-lainnya
d. menyajikan data tentang potensi suatu daerah
e. komunikasi tentang ruang
f. menyimpan informasi/ data
g. membantu perencanaan dari suatu pekerjaan yang berkaitan dengan pengukuran
h. membantu pembuatan suatu desain bangunan
i. analisis data spasial, misalnya penghitungan volume
- Macam-macam Peta
Macam-macam peta dapat ditinjau dari jenis, skala, isi, maksud dan tujuan peta.
a. Berdasarkan jenisnya
- peta foto, yaitu peta yang dihasilkan dari mozaik fotoudara
- peta garis, adalah peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis dan luasan.
b. Berdasarkan skalanya
- peta kadaster/ skala sangat besar, yaitu peta dengan skala 1 : 100 s/d 1 : 5.000
- peta skala besar, mempunyai skala 1 : 5.000 s/d 1 : 250.000
- peta skala sedang, mempunyai skala 1 : 250.000 s/d 1 : 500.000
- peta skala kecil, mempunyai skala 1 : 500.000 s/d 1 : 1.000.000
- peta skala sangat kecil/ geografi, mempunyai skala > 1 : 1.000.000
c. Berdasarkan isinya
- peta umum, adalah peta yang menggambarkan kenampakan fisik maupun sosial ekonomi ( ada peta topografi dan chorografi )
- peta khusus, adalah peta yang menggambarkan satu kenampakan saja sesuai dengan keinginan pembuat peta
Selain macam-macam peta tersebut diatas, masih terdapat beberapa jenis peta
yang lain, yaitu :
- peta manuskrip, adalah produk pertama peta yang akan direproduksi
- peta dasar, adalah peta yang dijadikan dasar untuk pembuatan peta-peta lainnya ( biasanya dalam bentuk kerangka peta )
- peta turunan, adalah peta turunan dari peta induk dan skalanya lebih kecil
B. Beberapa Unsur/ Komponen Kelengkapan Peta
Agar peta berfungsi dengan baik, maka peta harus memiliki unsur-unsur tertentu yang dapat digunakan sebagai petunjuk dalam menginterpretasikan peta tersebut. Semakin lengkap unsur-unsur peta yang terdapat didalam suatu peta, maka peta akan semakin baik. Beberapa unsur-unsur peta adalah sebagai berikut :
- Judul Peta
Judul peta menggambarkan isi dan tempat daerah yang digambar. Judul dapat diletak kan disembarang tempat asal masih didalam garis tepi, mudah diketahui oleh pembaca peta dan tidak mengganggu makna peta.
- Garis tepi peta
Adalah garis yang terletak dibagian tepi peta dan ujung-ujung tiap garis saling bertemu. Biasanya dibuat rangkap dua untuk meletakkan angka derajat lintang dan
bujur. Garis ini membatasi suatu daerah yang digambarkan dengan daerah lainnya.
- Petunjuk arah
Petunjuk arah adalah tanda pada peta yang menunjukkan arah utara, timur, selatan
dan barat. Petunjuk arah dapat ditempatkan dimana saja tetapi tetap didalam peta dan tidak mengganggu peta yang ada. Ada beberapa bentuk petunjuk arah sesuai dengan keinginan masing-masing.
- Skala peta
Pada peta terdapat skala peta, misalnya 1 : 1.500.000, artinya jarak 1 cm dipeta
sama dengan 1.500.000 cm dipermukaan bumi.
- Garis astronomi
Adalah garis yang menunjukkan dimana lokasi daerah yang digambar berdasarkan garis bujur dan garis lintang.
- Simbol peta
Merupakan tanda yang ada didalam peta untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya, yang diklasifikasikan menjadi simbol titik misalnya kota, simbol garis misalnya jarak suatu daerah, dan simbol luasan misalnya hutan dan lain sebagainya.
- Legenda
Adalah keterangan yang menjelaskan arti simbol yang ada didalam peta, agar peta
mudah dimengerti oleh pembaca peta. Legenda terletak didalam garis tepi dan
sebaiknya dibuatkan garis tersendiri.
- Inset
Merupakan gambaran peta yang berada diluar peta pokok, tetapi masih berada
didalam garis tepi, berukuran lebih kecil, lebih besar dan sama dengan ukuran peta
pokok.
- Sumber data dan tahun pembuatan peta
Sumber dan tahun pembuatan peta dimaksudkan agar pembaca mengetahui dari
mana asal data dan tahun pembuatannya. Karena akan berpengaruh pada
keabsahan data yang ada pada peta tersebut.
- Letering
Adalah semua tulisan yang bermakna yang terdapat didalam peta. Tulisan ada yang
huruf besar, huruf kecil, kombinasi keduanya, huruf tegak, dan huruf miring, seperti
contoh berikut ini :
- judul peta ditulis dengan huruf kapital dan tegak
- kenampakan yang berkaitan dengan air ditulis dengan huruf miring sesuai
dengan daerah perairan tersebut.
- besar kecilnya huruf disesuaikan dengan kebutuhan dan keindahan seni peta.
- tulisan nama ibu kota lebih besar daripada tulisan nama kota
- kenampakan gunung ditulis melingkar diatas permukaan gunungnya, dan lain
sebagainya.
- Warna peta
Adalah warna yang tampak pada peta sebagai penjelasan dari kenampakan
tertentu, ada lima warna pokok didalam peta yaitu :
- hitam, untuk detail penghunian, letering, tumbuhan karang dan tapal batas
- biru, untuk unsur air dan daerah yang dingin, semakin tua warna biru nya maka
tempat tersebut semakin dalam.
- hijau, untuk dataran rendah, vegetasi dan hutan.
- cokelat, untuk kontur, daerah berbukit, gunung, dan kadang-kadang jalan raya.
- merah, untuk daerah yang panas, dan untuk daerah-daerah penting.
Selain warna pokok tersebut juga terdapat warna-warna lainnya, yaitu :
- kuning, untuk daerah kering, ketinggian menengah, daerah vegetasinya sedikit.
- orange, untuk jalan-jalan dan daerah yang tidak begitu penting.
- putih, menunjukkan daerah yang selalu tertutup oleh salju
C. Membaca Peta untuk Menjelaskan Unsur-unsur Geografi
Pada saat ini peta merupakan kebutuhan yang cukup penting dalam perkembangan dunia modern. Dalam kegiatan pembangunan, peta merupakan alat perencanaan dan pelaksanaan dalam pembangunan. Diperlukan dua syarat agar peta dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan, yaitu peta dan pembaca peta harus bermutu.
1. Syarat peta ( syarat obyektif )
- peta harus baru, artinya menampilkan keadaan yang sesuai dengan keadaan sekarang
- peta dibuat oleh badan yang ahli dalam bidang pembuatan peta, antara lain
DITOP ( Direktorat Topografi Angkatan Darat ), Jawatan Hidrologi, Direktorat
Geologi, Kantor Kadaster dan Bakosurtanal, serta Fakultas Geografi.
2. Syarat pembaca peta ( syarat subjektif )
- memiliki pengetahuan geografi
- memiliki pengetahuan tentang cabang-cabang ilmu geografi
- sikap dan pandangan yang kritis
- daya imajinasi yang kuat dan benar
- berlatih secara teratur dalam menafsirkan peta
Dengan demikian melalui peta orang dapat memberi gambaran menyeluruh dan terpadu mengenai suatu fenomena dan dapat dimengerti dengan mudah oleh orang lain. Dalam membaca peta orang harus memahami dengan baik semua symbol dan semua infor masi yang ada pada peta. Karena pada hakekatnya membaca peta adalah mempelajari lapangan lewat symbol yang ada pada peta. Seorang pembaca peta juga harus tanggap ter -hadap perubahan-perubahan yang terjadi dipermukaan bumi, baik perubahan fisis, sosial, maupun pengembangan wilayah yang tergambar pada peta. Faktor-faktor yang dapat dibaca pada peta antara lain :
1. Kenampakan pokok
Kenampakan pokok meliputi alam, social, dan ekonomi, seperti gunung, sungai, jalan, kota, rel kereta api, dan lain-lain.
2. Jarak
Untuk mengukur bentuk-bentuk kenampakan yang tidak teratur seperti sungai, jalan dan pantai, maka dapat digunakan benang yang diletakkan pada objek tersebut, kemudian benang tersebut diukur dengan mistar yang akhirnya diperhitungkan dengan skala. Contoh : Jarak A - B pada peta adalah 5 cm,
Skala petanya adalah 1 : 100.000
Jarak A - B sebenarnya adalah = 5 x 100.000
= 500.000 cm = 5 km
Jarak juga dapat dinyatakan dalam bentuk lain dengan satuan derajat ( ° ), misalnya jarak kota C - D sebesar 2 °, berarti jarak kedua kota tersebut adalah 2 x 111 km
= 222 km ( satu derajat sama dengan 111 km dipermukaan bumi ).
3. Arah
Untuk menentukan arah dapat digunakan kompas.
4. Lokasi
Lokasi suatu tempat dapat dibaca dengan beberapa cara, antara lain :
a. parallel dan meredian
Dengan memperhatikan letak lintang dan bujur dari suatu wilayah, missal Indonesia terletak antara 6° LU - 11° LS dan 95°BT - 141°BT.
b. arah dan jarak
Lokasi suatu tempat dapat diketahui dari arah dan jarak dari lokasi yang sudah diketahui. Perhatikan gambar berikut ini :
B Kota B terletak pada
magnetic azimut 30°
dengan jarak 3 km dari
kota A
30°-
A
- jarak dengan jarak
Dalam system grid Indonesia, angka satuan berarti mewakili ribuan. Perhatikan contoh berikut ini :
6 A ( 5,4 )
5
4
3
2
1
0 1 2 3 4 5 6
Kota A terletak 5.000 m arah timur dan 4.000 m arah utara dari titik ( 0,0 )
- Ketinggian
Unsur ketinggian yang dapat dibaca pada peta adalah :
- titik-titik triangulasi, adalah pengukuran ketinggian suatu tempat
- titik ketinggian yang digambarkan pada peta untuk menunjukkan bahwa ditempat tersebut terdapat kenampakan geografi yang penting.
- garis kontur, merupakan garis pada peta yang menghubungkan daerah dengan ketinggian yang sama. Garis kontur yang rapat menunjukkan daerah tersebut terjal.
100
11100100
II. Klasifikasi Data, Tabulasi, dan Membuat Grafik.
Pada saat hendak melaksanakan pengumpulan data, tentu sudah terbayang akan diapakan data yang sudah dikumpulkan. Dari data-data yang terkumpul dapat dilakukan klasifikasi data, misalnya angka rata-rata, angka maksimum, angka minimum, dan modus atau data yang paling sering muncul. Data-data tersebut dapat digambarkan atau ditampilkan dakam bentuk table, diagram maupun grafik.
III. Membuat Peta Tematik dengan Menggunakan Simbol ( titik, garis dan luasan )
- Membuat Peta Tematik dengan Menggunakan Simbol
Ada tiga macam symbol untuk pembuatan peta, yaitu symbol titik, garis, dan luasan.
1. Simbol Titik
Simbol titik digunakan untuk menggambarkan penyebaran berbagai fenomena dipermukaan bumi. Simbol titik terbagi menjadi dua, yaitu bersifat kualitatif ( missal menggambarkan letak kota ) dan bersifat kuantitatif ( diberi bobot/ nilai angka, missal satu titik mewakili 10 ton ). Penggunaan symbol titik harus memiliki cirri yang jelas agar mudah terbaca oleh pengguna peta.
2. Simbol Garis
Simbol garis digunakan untuk memperlihatkan karakter fenomena, terutama yang bersifat kualitatif, misalnya jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah, sungai dan lain sebagainya. Simbol garis juga dapat menggambarkan kuantitas dari fenomena tertentu. Dalam penggambaran yang bersifat kuantitas, biasanya digunakan isopleth ( garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki densitas atau nilai distribusi yang sama ).
Contoh isopleth :
a. Isotherm, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan temperatur udara yang sama.
b. Isobar, garis-garis dipeta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki tekanan udara yang sama.
c. Isohiyet, merupakan garis yang menghubungkan tempat yang memiliki curah hujan yang sama.
d. Isohypse, garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan ketinggian yang sama.
3. Simbol Luasan
Simbol ini digunakan untuk mewakili suatu area dengan symbol yang mencakup kawasan luasan tertentu, misalnya rawa, hutan, padang pasir, bekas daratan dan lain sebagainya.
- Membuat Peta Berdasarkan Data Koordinat Dengan Sistem Proyeksi.
Untuk menggambarkan perubahan benda dari bentuk tiga dimensi ( seperti
permukaan bola ) menjadi dua dimensi, maka benda tersebut harus diproyeksikan kedalam bidang datar. Proyeksi peta menurut Steers adalah cara menggambarkan garis-garis paralel dan meredian dari globe kebidang datar. Dalam melakukan proyeksi peta, perlu ada sifat-
sifat asli peta yang dipertahankan. Oleh karena itu proyeksi peta harus :
1. Ekuivalen, yaitu luas diatas peta sama dengan luas diatas muka bumi setelah
dengan perbandingan skala tertentu.
2. Conform, yaitu bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta dipertahankan sama
dengan bentuk aslinya.
3. Ekuidistance, yaitu jarak-jarak dipeta sama dengan jarak dipermukaan bumi
setelah dikalikan dengan skala tertentu.
Berdasarkan bidang proyeksinya, peta dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu proyeksi zenithal ( azimuth ), proyeksi silinder, proyeksi kerucut, dan proyeksi unik ( unique ).
IV. Membedakan Peta dengan Media Citra ( Foto Udara dan Citra Satelit )
A. Media Peta
1. Media Peta Dasar dan Peta Tematik
Peta merupakan sebuah gambar, tetapi tidak semua gambar merupakan peta. Dalam mempelajari geografi peranan suatu peta sangatlah penting,bahkan beberapa ahli geografi berpendapat bahwa belajar geografi harus diawali dengan peta dan diakhiri dengan peta. Secara umum manfaat peta adalah sebagai berikut :
a. untuk menunjukkan lokasi pada permukaan bumi
b. menggambarkan luas dan bentuk berbagai fenomena, baik fisik maupun non fisik
a. menentukan arah dan jarak berbagai tempat
b. menunjukkan ketinggian dan kemiringan lereng
c. menyajikan persebaran serta sifat-sifat alami dan non alami
d. melukiskan luas dan pola
e. memungkinkan pengambilan kesimpulan dari data atau informasi yang tersedia
f. memperlihatkan gerak perubahan dan prediksidari pertukaran barang-barang, persebaran aktifitas industri, mobilitas manusia dan lain-lain.
Secara umum peta diklasifikasikan menjadi 2, yaitu peta dasar dan peta tematik.
Peta dasar adalah peta yang digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta selanjutnya, biasanya yang digunakan sebagai peta dasar adalah peta topografi yaitu peta yang memperlihatkan keadaan bentuk , penyebaran roman muka bumi ( relief ), serta dimensinya.
Peta topografi yang lengkap harus memuat hal-hal sebagai berikut :
a. skala
b. nomor lembar peta berikut nama geografinya
c. deklinasi
d. posisi suatu lembar peta terhadap lembar peta lainnya
e. garis kontur
f. relief, drainase, serta kultur
g. legenda/ keterangan
Dalam peta topografi, relief suatu daerah paling banyak digambarkan dengan menggunakan garis kontur, karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain :
a. ketinggian suatu tempat dapat diketahui
b. jarak sesungguhnya dilapangan dapat diketahui
c. tingkat kecuraman suatu lereng dapat diketahui
Beberapa sifat penting dari garis kontur :
a. semua titik dalam garis kontur memiliki ketinggian yang sama
b. memisahkan semua titik-titik yang lebih tinggi dari yang lebih rendah
c. tidak mungkin berpotongan dengan garis kontur lainnya
d. tebing terjal digambarkan dengan kontur yang hampir berhimpitan, sedangkan daerah landai digambarkan dengan kontur yang renggang
e. garis kontur tidak mungkin bercabang
f. garis yang bergerigi menunjukkan daerah depresi
g. garis kontur yang melingkar/ menutup dalam batas peta menunjukkan suatu bukit.
Peta tematik adalah peta yang menggambarkan data, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dari unsur-unsur yang spesifik. Pada peta tematik keterangan yang disajikan dalam gambar memakai pernyataan dan simbol-simbol yang memiliki tema-tema tertentu, yang disajikan dalam berbagai bentuk yang berhubungan dengan bentuk asli muka bumi atau unsur-unsur buatan manusia.
2. Menggambar Peta dengan Sistem Dam
Memperbesar dan memperkecil peta adalah kegiatan mengubah ukuran peta menjadi lebih besar atau menjadi lebih kecil dari peta yang sebenarnya. Perubahan ukuran peta berbanding lurus dengan skala petanya, artinya semakin besar peta maka skalanya juga semakin besar. Sebaliknya semakin kecil peta maka semakin kecil juga skalanya.
Contoh :
Suatu peta berskala 1 : 100.000
Bila petanya diperbesar 2 kali semula, maka skalanya menjadi 1 : 50.000
Bila diperkecil 2 kali maka skalanya menjadi 1 : 200.000
Ada beberapa cara dalam memperbesar dan memperkecil peta, antara lain dengan
menggunakan fotokopi, pantograf, dan sistem dam/ petak.
Contoh pembuatan peta dengan sistem dam
Peta asal
0 1 2 3 4
| | | |
| | | |
| | | |
| | | |
Setelah diperbesar
0 1 2 3 4
| | | |
| | | |
| | | |
| | | |
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dlm pembuatan peta dengan system dam/ petak
a. tentukan daerah yang akan digambar
b. tentukan besar peta yang akan digambar
c. mengukur peta yang akan diubah
d. membuat petak-petak pada peta asli dan pada kertas yang akan digunakan untuk menggambar
e. gambarlah peta sesuai dengan peta aslinya dengan teliti sampai selesai seluruh kerangka petanya.
3. Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan jarak dipeta dengan jarak sebenarnya dipermukaan bumi. Skala peta dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Jarak dipeta |
Skala Peta = ----------------------------------- |
Jarak dipermukaan bumi |
a. Macam-macam skala peta
Skala peta dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Skala Numerik
Adalah skala yang berbentuk angka, disebut juga skala pecahan.
Contoh 1 : 200.000, artinya satu cm dipeta mewakili 200.000 cm dibumi.
2. Skala Grafis
Adalah skala yang berbentuk garis, disebut juga skala bar
Contoh :
0 10 20 30 40 50 km
0 1 2 3 4 5
Artinya sepanjang garis tersebut diatas mewakili 50 Km dipermukaan bumi.
3. Skala Verbal
Adalah skala peta yang menggunakan satuan inchi dengan perbandingan mil
Contoh 1 inchi : 1 mil
Artinya 1 inchi dipeta mewakili 1 mil dipermukaan bumi, 1 mil = 63.360 inchi
1 inchi = 2,54 cm.
b. Menentukan skala peta
Apabila suatu peta tidak terdapat skalanya, maka kita dapat mencari skalanya
dengan berbagai macam cara, Yaitu :
1. Membandingkan dengan peta yang sama yang sudah terdapat skalanya, walaupun ukuran petanya berbeda.
Contoh :
Peta A berskala 1 : 250.000, sedangkan peta B tidak terdapat skalanya. Cara mencari skala peta B adalah dengan mencari kenampakan yang sama pada kedua peta lalu diukur panjang masing-masing kenampakan pada peta A dan Peta B. Kemudian dicari skalanya dengan menggunakan rumus :
d x A = d x B
Misalnya panjang kenampakan di A = 2 cm, sedangkan kenampakan pada peta B sepanjang 8 cm, maka skala peta B adalah :
2 x 250.000 = 8 x B
500.000 = 8 B
B = 500.000/ 8
= 62.500
Jadi skala peta B adalah 1 : 62.500
2. Membandingkan dengan titik-titik dipermukaan bumi yang telah memiliki ukuran baku.
Contoh :
Pada peta terdapat kenampakan wilayah yang didalamnya terdapat lapangan bola volley dengan panjang 4 cm, sedangkan panjang lapangan bola volley yang sebenarnya adalah 18 m ( 1.800 cm ). Sehingga skala peta tersebut adalah :
4 : 1.800 = 1 : 450
3. Menghitung selisih derajat lintang dan bujur
Jarak antara daerah yang satu dengan daerah yang lain dipermukaan bumi dapat dihitung dengan menggunakan derajat lintang maupun bujur. Sehingga skala peta juga dapat dihitung dengan menggunakan selisih derajat lintang dan bujur, dengan ketentuan :
Diketahui bahwa 1º = 60’ = 3.600 “ = 111 Km.
Contoh 1 :
Diketahui jarak dipeta antara Kota A - B adalah 1º dan jika diukur dengan mistar maka jarak kedua kota tersebut adalah 10 cm. Skala peta tersebut adalah :
10 cm : 111 km
= 10 : 11.100.000
= 1 : 1.110.000
Contoh 2 :
Kota A dan B berjarak 30’, jika diukur dengan mistar jaraknya 5 cm, maka
skala peta tersebut adalah :
30’ = 30/60 x 111 = 55,5 km = 5.550.000 cm
Jadi skala peta adalah = 5 : 5.550.000
= 1 : 1.110.000
4. Menggunakan peta contur
Jika menggunakan peta kontur, maka di Indonesia berlaku rumus :
CI = 1/ 2000 x Penyebut skala
C I adalah contur interval, yaitu jarak antara kontur yang satu dengan yang lain.
Contoh :
Dalam peta terdapat peta kontur dengan C I = 150, berapakah skala peta tersebut ?
150 = 1/ 2000 x Penyebut skala
Penyebut skala = 150 x 2000
= 300.000
Jadi skala petanya = 1 : 300.00
BAB II
KAWASAN INDUSTRI DAN PERTANIAN
I. Industri
A. Klasifikasi Industri
Industri diartikan sebagai kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya. Penggolongan industri dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan jumlah tenaga kerja
a) industri rumah tangga
- modal relatif kecil
- tenaga kerja yang digunakan 1-4 orang
- peralatan yang digunakan sederhana
- mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
b) industri kecil
- modal lebih besar dari industri rumah tangga
- tenaga kerja yang digunakan 5-19 orang
- menggunakan teknologi sederhana
- biasanya hanya merupakan usaha sampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
contohnya industri batik, anyaman, memebl kayu dan sebagainya
c) industri sedang
- modal lebih besar dari industri kecil
- tenaga kerja berjumlah 20-99 orang
- teknologi yang digunakan cukup tinggi tetapi masih banyak menggunakan tenaga manusia
- manajemen sederhana
- sudah ada pembagian kerja
contohnya industri konveksi, sepatu tas, alat olahraga dan percetakan
d) industri besar
- modal besar
- tenaga kerja lebih dari 100 orang
- menggunakan mesin-mesin berat dan modern
- lebih banyak menggunakan tenaga mesin
- produk yang dihasilkan untuk kebutuhan dalam negri dan ekspor
- manajemen perusahaan rapi
- pembagian kerja sudah jelas
contohnya industri semen, tekstil, pupuk kimia dan mobil
2. Berdasarkan terdapatnya bahan baku
a) industri ekstraktif
langsung diambil dari alam seperti : pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan dan pertambangan. Industri ini dapat dibedakan menjadi :
- industri reproduktif ( bahan bakunya diambil dari alam yang dapat diperbaharui )
- industri manufaktural ( mengolah bahan baku dan menghasilkan barang yang digunakan seharihari atau menghasilkan bahan baku yang akan digunakan un tuk industri lain )
b) industri nonekstraktif
industri yang bahan bakunya diambil dari tempat lain dan disediakan oleh industri lain, seperti industri penerbit dan percetakan
c) industri fasilitatif
industri yang menjual jasa untuk keperluan lain, seperti industri perdagangan, perbankan, transportasi dan komunikasi
3. Berdasarkan produktivitas perseorangan dalam industri
a) industri primer
b) industri sekunder
c) industri tersier
4. Berdasarkan besarnya modal dan pemakaian tenaga kerja
a) industri padat modal
b) industri padat karya
5. Berdasarkan lokasinya
a) industri yang berorientasi pada pasar (market oriented industry)
b) industri yang berorientasi pada tenaga kerja (man power oriented industry)
c) industri yang berorientasi pada tempat pengolahan (supply oriented industry)
d) industri yang berorientasi pada bahan mentah / bahan baku (raw material oriented industry)
6. Berdasarkan departemen perindustrian (SK Menperindag No. 19/M/I/986)
a) industri kimia dasar
b) industri mesin dan logam dasar
c) aneka industri
d) industri kecil
B. Menentukan Lokasi Industri
Ada 6 faktor pokok dalam mempertimbangkan pemilihan lokasi industri, yaitu :
1. bahan mentah 4. sumber energi
2. modal 5. transportasi
3. tenaga kerja 6. pemasaran
selain faktor pokok tersebut ada faktor fisik yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi industri, yaitu :
1. penggunaan lahan 4. tekstur tanah 7. jaringan jalan
2. kemiringan lereng 5. kedalaman tanah
3. kedalaman muka air tanah 6. banjir
C. Aglomerasi Industri
Adalah terkonsentrasinya industri pada suatu wilayah tertentu. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya aglomerasi industri :
1. kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi
2. adanya kesamaan dalam menghasilkan satu produk
3. terkonsentrasinya beberapa faktor produksi pada suatu lokasi
4. kebutuhan sarana prasarana dan bidang pelayanan lainnya yang lengkap
5. adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang sesuai dengan tata ruang dan fungsi wilayah
Kawasan Industri adalah suatu kawasan pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana.
Kawasan Berikat adalah suatu kawasan dengan batas tertentu di dalam wilayah pabean yang di dalamnya diberlakukan ketentuan khusus di bidang pabean.
II. Pertanian
Faktor yang mempengaruhi keberadaan lokasi pertanian
1. Faktor alami, yaitu :
a. iklim
b. tanah
c. kondisi medan
2. Faktor ekonomis dan manusia, yaitu :
a. sumber daya manusia
b. modal
c. teknologi
d. permintaan pasar
e. pemerintah
BAB III
PEMANFAATAN CITRA PENGINDRAAN JAUH
1. Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh/ remote sensing adalah ilmu, seni, dan teknologi untuk memperoleh suatu informasi tentang objek, wilayah dan peristiwa dibumi dengan menggunakan alat tanpa berhubungan langsung dengan objek yang dikaji/ dipelajari ( Lillesand dan Kieffer ). Artinya penginderaan jauh merupakan suatu proses merekam dengan suatu alat yang dinamakan sensor. Data yang terekam oleh sensor dinamakan data penginderaan jauh.
2. Komponen Sistem Penginderaan Jauh
Terdapat enam ( 6 ) komponen utama dalam Sistem Penginderaan Jauh, yaitu :
- Sumber Tenaga
Sumber tenaga utama dalam proses ini adalah sinar matahari, jika proses Inderaja dilaksanakan siang hari (sistem pasif), tetapi apabila pelaksanaannya pada malam hari, maka harus menggunakan sinar buatan (sistem aktif) yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan proses inderaja.
- Atmosfer
Atmosfer berpengaruh terhadap sumber tenaga karena adanya hamburan dan serapan Atmosferik terhadap cahaya yang melewati atmosfer. Keadaan hamburan atmosfer kadang-kadang dapat menimbulkan kenampakan kabut tipis yang mengurangi kejelasan suatu citra. Daerah panjang gelombang dimana atmosfer mampu meneruskan energi dan dapat ditangkap oleh sensor dinamakan jendela
atmosfer.
- Interaksi antara tenaga dengan benda dimuka bumi
Interaksi antara tenaga elektromagnetik dan atmosfer membangkitkan pantulan dan pancaran sinyal yang selektif terhadap panjang gelombang. Interaksi ini merupakan salah satu faktor yang menentukan keadaan citra pada foto, karena ada benda yang berbeda tetapi memiliki kesamaan spektral, sehingga agak sulit dalam membedakannya
- Sensor
Merupakan alat yang merekam gelombang elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh benda dibumi. Alat ini mempunyai keterbatasan kepekaan spektralnya dan terbatas dalam mengindera benda yang ukurannya kecil. Sensor ada dua jenis, yaitu sensor fotografik dan sensor nonfotografik.
- Sistem pengolahan data
Data yang diperoleh dari penginderaan jauh akan memberikan informasi tentang keadaan fisik, kimiawi, biologis dari setiap objek yang diinginkan. Untuk mendapatkan data yang lebih baik, maka sebaiknya pengolahan datanya menggunakan bantuan komputer atau alat mekanik lainnya.
- Pengguna data
Tingkat keberhasilan dari pemanfaatan penginderaan jauh ini juga tergantung kepada pengguna data. Pengetahuan dan disiplin ilmu yang dimiliki oleh para pengguna data harus sesuai dengan kegiatan inderaja.Karena data yang diinterpretasikan akan berbeda oleh pengguna data yang tidak mengetahui tentang penginderaan jauh.
3. Hasil Penginderaan Jauh
Kegiatan penginderaan jauh ini akan menghasilkan produk yang berupa citra, yaitu gambaran suatu objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau hasil penginderaan jauh yang telah dicetak. Citra ini dikelompokkan menjadi 2, yaitu citra foto dan citra non foto.
a. Citra foto, dikenal dengan sebutan foto udara, yaitu foto yang dibuat dari pesawat udara atau satelit dengan kamera sebagai sensor. Hasil citra foto udara ini bentuknya tergantung pada spectrum elektromagnetik yang digunakan, sudut pandang kamera, serta jenis kamera yang digunakan berlensa tunggal atau jamak
b. Citro non foto, merupakan citra yang dibuat dengan menggunakan sensor bukan kamera, dan menggunakan bagian spectrum elektromagnetik. Citra non foto terdiri dari tiga jenis, yaitu :
- Citra microwave dan citra radar, menggunakan bagian spectrum gelombang pendek, antara lain scanner dan radiometer sebagai sensor. Citra ini menyajikan gambaran bentang muka bumi dengan kenampakan sangat jelas
- Citra infra merah termal, dibuat dengan spectrum infra merah termal, seperti radiometer sebagai sensornya
- Citra satelit, dibuat dari satelit yang mengorbit bumi, contohnya adalah Citra Landsat ( 900 km dari muka bumi ), Citra Tiros ( untuk cuaca, berada pada ketinggian 250 km )
- Citra skylab ( laboratorium angkasa ), berada pada ketinggian 425 km.
- Citra satelit yang lain seperti Soyuz, Apollo, dan Gemini.
Perbedaan antara citra foto dengan citra nonfoto adalah sebagai berikut
a. Citra foto
- Spektrum elektromagnetik
Spektrum yang digunakan adalah spektrum ultra violet ( menggunakan sinar ultra violet ), ortokromatik ( menggunakan spektrum warna biru sampai hijau ), pankromatik ( menggunakan spektrum warna merah sampai ungu, dan inframerah asli ( spektrum saluran merah dan hijau )
- Arah sumbu kamera
Terdapat foto tegak dan condong ( miring )
- Sudut liputan kamera
Terdapat beberapa jenis berdasarkan sudut liputan kameranya, yaitu sudut kecil, normal, lebar dan sangat lebar.
- Jenis kamera
Berdasarkan jenis kameranya terdapat dua jenis, yaitu foto tunggal dan foto jamak
( menggunakan beberapa kamera ).
- Warna yang digunakan
Berdasarkan warna yang digunakan terdapat 3 citro foto, yaitu foto berwarna
asli, foto berwarna tidak asli, dan foto hitam putih.
- Sistem wahana
Berdasarka tempat/ wahana yang digunakan ada 2 jenis citra foto yaitu foto udara
dan foto satelit
b. Citra Non foto
- Spektrum elektromagnetik
Terdapat 2 jenis yaitu citra inframerah termal (menggunakan inframerah termal
yang didasarkan pada beda suhu objek dan daya pancarnya yang terlihat pada
rona pada citra ) dan citra radar ( dengan menggunakan spektrum gelombang
mikro )
- Sensor
Terdapat 2 jenis, yaitu citra tunggal dan citra multispektral.
- Wahana
Terdapat citra dirgantara ( diatmosfer bumi ) dan citra satelit ( dibuat dari luar
angkasa ).
Bentuk fisik citra atau foto udara adalah persegi dengan ukuran standar 23 cm x 23 cm. Informasi tepi pada setiap lembar foto udara adalah :
- tanda fiducial - fokus kamera
- titik prinsipal - altimeter
- waterpass - informasi lembaga
- jam terbang - nomor foto udara
4. Interpretasi Citra
Interpretasi citra adalah penafsiran terhadap citra agar diperoleh data yang benar-benar sesuai dengan kenyataan yang ada. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam interpretasi citra tersebut, yakni :
- Alat pengamat citra
Untuk mengenal citra dalam interpretasi foto udara digunakan alat-alat sebagai berikut :
1. Alat pengamatan, yaitu alat yang digunakan oleh pembaca untuk mengamati citra sehingga dapat mengenali objek-objek yang tergambar pada citra. Ada dua jenis, yairu stereoskop yang dapat memberikan gambaran tiga dimensi dan non stereoskop yang berupa kaca pembesar serta meja sinar.
2. Alat pemindah detail dari foto udara kedalam peta ( kertas gambar ) yang dinamakan pantograf
3. Alat pengukuran untuk luas ( planimeter ), dan alat pengukur ketinggian ( parallax meter / stereometer ).
b. Unsur-unsur interpretasi citra
Hasil penginderaan jauh yang berupa foto udara, foto satelit atau data lain disebut citra, yang merupakan hasil rekaman keadaan permukaan bumi yang tidak terjangkau oleh pandangan mata manusia. Oleh karena itu apa yang terekam didalamnya perlu diterjemahkan melalui interpretasi citra, sehingga diperoleh data geografi yang ada dipermukaan bumi. Untuk mengenal objek-objek geografi yang tergambar dalam citra diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Deteksi
Merupakan pengamatan adanya suatu objek, misalnya pada gambar terdapat sebuah aliran sungai yang didalamnya terdapat objek yang bukan air, seperti kapal, rakit dan lain sebagainya
2. Identifikasi
Merupakan upaya mencirikan objek yang telah terdeteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup, misalnya melalui bentuk, ukuran, dan letak objek tersebut.
3. Analisis
Merupakan tahap penilaian atas pentingnya objek yang telah dikenali.
Benda-benda yang tergambar pada citra dapat dikenal karena ada tiga ciri utama yaitu :
1. Ciri spectral
Merupakan ciri yang dihasilkan dari interaksi antara energi elektromagnetik dengan benda yang dinyatakan dengan rona dan warna.
- Citra sensor visible, merupakan citra tampak yang diperoleh pada siang hari pada saat ada cahaya matahari, merupakan kenampakan rekaman dari radiasi pantul objek sasaran
- Citra sensor infra merah, berdasarkan perekaman data temperatur mutlak yang Dapat diperoleh pada siang maupun malam hari. Baik citra visible maupun citra infra merah menghasilkan rekaman berwarna hitam putih.
- Citra hitam putih visible, menunjukkan radiasi pantul dari objek sasaran, semakin cerah berarti radiasi pantulnya semakin besar dan kuat, sebaliknya semakin gelap berarti radiasi pentulnya lemah.
- Citra infra merah hitam putih, menunjukkan temperatur objek, semakin cerah berarti suhu objek semakin tinggi dan sebaliknya.
2. Ciri spasial
Merupakan ciri yang berkaitan dengan ruang, meliputi :
- Rona dan warna
Adalah tingkat kegelapan atau kecerahan dari suatu objek pada citra. Dengan
mata biasa rona dapat dibedakan menjadi lima tingkatan , yaitu putih, kelabu putih, kelabu, kelabu hitam dan hitam. Sedangkan warna adalah wujud tampak oleh mata dengan menggunakan spectrum lebih sempit daripada spektrum tampak.
- Ukuran
Hal-hal yang dapat diukur dalam interpretasi adalah jarak, luas, tinggi, dan volume, dengan selalu menggunakan skala yang tertera pada citra.
- Bentuk
Bentuk merupakan konfigurasi atau kerangka suatu objek, sehingga memudahkan dalam pengenalan objek pada citra.Contoh gedung sekolah berbentuk L, U atau I, gunung berapi berbentuk kerucut dan lain sebagainya.
- Tekstur
Adalah frekuensi perubahan rona pada citra,dinyatakan dengan kasar, sedang dan halus. Contoh hutan bertekstur kasar sedangkan padi bertekstur halus .
- Pola
Merupakan hubungan susunan keruangan suatu objek. Ada yang terbentuk
secara alami dan ada pula yang merupakan buatan manusia. Contoh pola aliran
sungai dan pola perkebunan kelapa sawit yang berpola tidak teratur dan teratur.
- Bayangan
Dalam pemotretan melalui udara, kadang-kadang tidak seluruh objek yang
dipotret Tampak karena terlindung oleh bayangan yang bahkan tidak tampak
sama sekali karena objek berada didalam bayangan.
- Situs
Situs atau lokasi objek adalah tempat kedudukan atau letak suatu objek yang
dipotret dalam hubungannya dengan objek yang lain yang terdapat dalam lokasi yang sama.
- Asosiasi
Diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lain ,
contoh stasiun kereta api berasosiasi dengan rel kereta api yang jumlahnya lebih dari satu jalur.
- Konvergensi bukti
Adalah penggunaan beberapa unsur interpretasi citra sehingga ruang lingkupnya menjadi semakin menyempit kasatu arah. Contoh tumbuhan dengan bertajuk bintang merupakan jenis tanaman palam, tetapi setelah melalui unsur-unsur yang lain ternyata tumbuhan tersebut adalah sagu.
3. Ciri temporal, merupakan ciri yang bertalian dengan waktu atau pada saat perekaman dan umur benda.
- waktu : air pada citra foto akan tampak gelap pada musim kemarau, tetapi cerah pada musim penghujan. Bentang persawahan yang baru tanam akan kelihatan gelap, karena radiasi matahari banyak diserap oleh air.
- umur : lereng lembah berusia muda akan mudah dibedakan dengan lereng yang umurnya tua. Daerah aliran sungai yang umurnya muda juga dapat dibedakan dengan DAS yang umurnya tua yang telah mengalami erosi tepi.
5. Kegunaan dan Manfaat Penginderaan Jauh
Citra dapat menyajikan gambaran secara lebih lengkap mengenai objek, gejala / peristiwa / daerah dipermukaan bumi yang meliputi daerah yang luas. Oleh karena itu penginderaan jauh mempunyai banyak kegunaan dan manfaat diberbagai bidang untuk kepentingan umat manusia, antara lain :
- Kegunaan citra penginderaan jauh
1. Sebagai alat bantu dalam menyusun teori
Teori adalah sebagian pernyataan tentang hubungan antara dua gejala atau lebih yang dibuat dengan tingkat kepercayaan tertentu, berdasarkan penelitian antara teori dan fakta. Foto udara merupakan penghubung yang baik antara teori dan fakta
2. Sebagai alat bantu menemukan fakta
Citra yang menyajikan gambaran lengkap merupakan sumber data yang dapat disadap secara cepat, interpretasinya dapat dilakukan setiap saat dan dalam segala cuaca
3. Sebagai alat penelitian
Citra merupakan alat yang baik dalam memberikan rekaman objek, gejala, dan daerah, sehingga dapat digunakan sebagai alat ilustrasi dalam memahami lingkungan sekitar dan sebagai alat dalam penelitian geografi
4. Sebagai dasar penjelasan
Gambaran yang ditampilkan dalam citra mirip dengan wujud yang ada dipermukaan bumi, sehingga citra akan sangat membantu untuk analisis spasial, ekologik maupun regional.
5. Sebagai alat dalam prediksi dan pengendalian
Dalam prediksi dan pengendalian, citra merupakan alat bantu secara visual yang
bermanfaat untuk abstraksi kondisi saat sekarang dan masa yang akan datang
sekaligus sebagai peta kerja.
- Manfaat citra penginderaan jauh
1. Bidang Meteorologi
Dapat digunakan untuk membantu menganalisis cuaca dan prakiraan untuk
menentukan daerah yang bertekanan tinggi, bertekanan rendah, hujan, badai dan
lain sebagainya.
2. Bidang Hidrologi
Digunakan untuk membantu menganalisis perairan darat sehingga memudahkan
2 comments:
izin sedot
sifat-sifat alami dan bukan alami mksdnya gmn itu teh?
Post a Comment